Immovesting – Pada 21 April 2025, dompet yang terhubung dengan Changpeng Zhao, pendiri Binance, menerima pengiriman sebanyak 90 juta token GROK yang ternyata palsu. Perusahaan keamanan blockchain, PeckShield, menandai transaksi ini sebagai mencurigakan. Mereka menjelaskan bahwa token tersebut didistribusikan melalui metode multisend, yang sering kali digunakan dalam penipuan kripto.
Meskipun token GROK tampak menarik, Grok AI sebenarnya tidak memiliki aset kripto resmi dan tidak memiliki rencana untuk meluncurkan token tersebut. Berdasarkan informasi yang dikutip dari CoinMarketCap, token palsu ini telah menyebar dan menjadi perhatian karena memanfaatkan popularitas nama Grok yang telah dikenal. Ini bukan kali pertama nama Grok digunakan dalam penipuan. Sebelumnya, pada tahun 2023, token palsu serupa muncul dan nilainya anjlok lebih dari 90% setelah penyedia token menjual sebagian besar stok yang ada.
Selain itu, penipuan bertema Musk juga marak beredar di platform seperti BNB Smart Chain. Banyak detektor penipuan melaporkan adanya lonjakan peluncuran memecoin dengan tema seperti Elon Musk, yang semuanya menipu investor. Salah satu hoaks bahkan menyamar sebagai siaran langsung yang menawarkan hadiah kripto senilai USD 20.000, namun segera terdeteksi oleh para ahli keamanan.
Phishing tetap menjadi salah satu ancaman terbesar dalam dunia kripto. Menurut laporan CertiK, pada tahun lalu, industri kripto mengalami kerugian lebih dari USD 1 miliar akibat 296 insiden penipuan. Beberapa merek besar seperti Meta dan Coinbase juga menjadi sasaran tiruan pada tahun 2024. Penipuan-penipuan ini sering kali memanfaatkan gambar dan identitas merek yang sudah dikenal untuk memberikan kesan bahwa proyek mereka sah, sehingga memudahkan korban untuk terjebak.
Baca Juga : Pengelolaan Keuangan untuk Mencapai Kesuksesan Finansial
Taktik penipuan ini sangat efektif karena memanfaatkan kombinasi elemen seperti citra merek selebriti, kebingungan teknis, dan kecepatan. Penipu sering kali memanfaatkan topik yang sedang populer atau tokoh yang terkenal untuk memberikan kesan kredibilitas. Mereka bekerja cepat untuk memanfaatkan euforia dan ketertarikan pasar sebelum korban sempat menyadari bahwa mereka sedang dibohongi. Banyak pengguna, terutama yang tidak teredukasi dengan baik mengenai risiko kripto, tetap rentan terhadap ancaman-ancaman ini.
Selain penipuan, Binance juga baru-baru ini mengumumkan kemitraan baru dengan penyedia pembayaran global, Worldpay, untuk meningkatkan aksesibilitas kripto. Kerja sama ini memungkinkan pengguna untuk membeli aset digital dengan mudah melalui kartu yang terhubung ke dompet digital Binance, baik di desktop maupun aplikasi Binance. Pembaruan ini merupakan bagian dari upaya Binance untuk memperluas dukungan terhadap mata uang fiat dan meningkatkan adopsi kripto di kalangan pengguna baru.
Pada 2024, Binance telah memperkenalkan lebih dari 1.000 metode pembayaran dan meluncurkan layanan di lebih dari 20 negara baru. Binance juga menambahkan dukungan untuk lebih dari 125 mata uang dan memperkenalkan integrasi uang seluler di sembilan negara di Afrika. Dengan integrasi Apple Pay dan Google Pay melalui Worldpay. Binance berharap dapat menyederhanakan pengalaman pembelian kripto. Hal ini terutama di wilayah yang memiliki keterbatasan infrastruktur perbankan namun tinggi dalam adopsi teknologi seluler.
Wakil Presiden Binance untuk Fiat, Thomas Gregory, menekankan bahwa kemitraan ini akan mempermudah akses kripto untuk lebih banyak orang. Melalui alat pembayaran yang sudah akrab dengan pengguna, seperti dompet digital. Binance berupaya menurunkan hambatan bagi pengguna baru dan menciptakan pengalaman yang lebih inklusif. Kemitraan ini diharapkan dapat mendukung gelombang pengguna Web3 yang akan datang dan memperluas jangkauan kripto ke pasar yang lebih luas dan lebih terjangkau.
Secara keseluruhan, meskipun terdapat banyak upaya untuk memajukan industri kripto, ancaman penipuan tetap menjadi tantangan besar. Untuk itu, edukasi dan kewaspadaan tetap menjadi kunci bagi pengguna untuk menghindari risiko yang semakin berkembang ini.
Simak Juga : Pneumonia Dapat Menyerang, Jangan Remehkan Gejala Mirip Flu