Immovesting – El Salvador terus menambah kepemilikan Bitcoin meskipun mendapat tekanan dari Dana Moneter Internasional (IMF). Negara kecil di Amerika Tengah ini tetap teguh dalam kebijakan akuisisi aset kripto tersebut, menunjukkan keyakinannya terhadap masa depan Bitcoin sebagai bagian dari strategi ekonomi nasional.
Sejak 1 Maret 2025, Salvador telah membeli tambahan 13 Bitcoin, sehingga total cadangan nasionalnya kini mencapai lebih dari 6.105 BTC. Dengan harga pasar saat ini, jumlah tersebut bernilai lebih dari USD 527 juta atau sekitar Rp 8,58 triliun, berdasarkan asumsi nilai tukar Rp 16.300 per dolar AS. Strategi pembelian ini menegaskan komitmen pemerintah terhadap Bitcoin, meskipun mendapat tentangan dari lembaga keuangan global.
Strategi pembelian Bitcoin yang diterapkan El Salvador mengikuti pola yang telah berlangsung sejak akhir 2022. Pemerintah negara tersebut secara konsisten membeli satu Bitcoin setiap hari. Namun, pada 3 Maret 2025, langkah ini mengalami percepatan dengan akuisisi sebanyak lima Bitcoin dalam satu hari. Perubahan strategi ini mengindikasikan keseriusan pemerintah dalam memperkuat kepemilikan Bitcoin di tengah dinamika ekonomi global yang terus berkembang.
IMF telah lama menyuarakan kekhawatirannya terhadap kebijakan Salvador terkait Bitcoin. Pada Desember 2024, negara ini mendapatkan kesepakatan pinjaman senilai USD 1,4 miliar dari lembaga keuangan internasional tersebut. Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, pemerintah Salvador mencabut undang-undang yang menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran sah pada Januari 2025. Langkah ini sempat menimbulkan spekulasi bahwa negara tersebut akan menghentikan kebijakan pro-Bitcoin. Namun, dalam praktiknya, El Salvador tetap melanjutkan akuisisi Bitcoin, menunjukkan adanya perbedaan antara kebijakan resmi dan tindakan nyata di lapangan.
Presiden Nayib Bukele dengan tegas menolak tekanan yang diberikan IMF. Pada 3 Maret 2025, IMF kembali meminta El Salvador untuk menghentikan pembelian Bitcoin serta melarang penerbitan surat utang atau sekuritas berbasis aset digital tersebut. Bukele merespons tuntutan tersebut dengan pernyataan yang menunjukkan keteguhan sikapnya. Menurutnya, tekanan dari IMF hanyalah bentuk keluhan yang tidak akan mengubah kebijakan negara.
Dalam pernyataannya, Bukele menegaskan bahwa kebijakan Bitcoin El Salvador tidak akan berhenti hanya karena tekanan eksternal. Ia menyatakan bahwa jika negara tersebut tetap bertahan dalam situasi ketika dunia mengucilkannya dan banyak pengguna Bitcoin meninggalkannya, maka tidak ada alasan untuk berhenti saat ini atau di masa mendatang. Pernyataan tersebut dikutip dari Coinmarketcap pada Senin, 10 Maret 2025.
Baca Juga : Lippo Karawaci: Penjualan Real Estate Kuartal I 2024
Sikap Bukele yang tegas mencerminkan visi jangka panjang El Salvador dalam mengadopsi Bitcoin sebagai bagian dari strategi ekonominya. Meskipun mendapat kritik dari berbagai pihak, pemerintah tetap optimis bahwa Bitcoin dapat membawa manfaat bagi perekonomian nasional dalam jangka panjang.
Pendekatan pro-Bitcoin yang diterapkan El Salvador mulai menarik perhatian perusahaan besar di industri aset kripto. Salah satu contohnya adalah Bitfinex Derivatives, yang pada awal tahun ini mengumumkan pemindahan operasinya dari Seychelles ke El Salvador. Keputusan tersebut diumumkan pada 7 Januari 2025 dan dianggap sebagai langkah strategis untuk memanfaatkan kebijakan yang lebih ramah terhadap aset kripto di negara tersebut.
Selain Bitfinex, Tether, penerbit stablecoin terbesar di dunia, juga mengumumkan pemindahan kantor pusatnya ke El Salvador. Pengumuman tersebut dibuat pada 13 Januari 2025, menegaskan bahwa semakin banyak perusahaan besar yang tertarik dengan kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh negara tersebut.
El Salvador terus berupaya menjadikan dirinya sebagai pusat inovasi di bidang aset kripto. Dengan terus menambah kepemilikan Bitcoin dan menarik perusahaan-perusahaan besar, negara ini berharap dapat menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi berbasis teknologi keuangan digital. Kebijakan ini juga bertujuan untuk menarik lebih banyak investasi asing serta menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
Meskipun mendapat tekanan dari lembaga keuangan global, El Salvador tampaknya tidak akan mundur dari kebijakan Bitcoin-nya. Negara ini terus menunjukkan ketahanan dalam menghadapi kritik dan tetap berfokus pada visi jangka panjangnya. Dengan semakin banyak perusahaan yang berminat berinvestasi di El Salvador, strategi ini mungkin akan memberikan dampak positif bagi perekonomian negara dalam beberapa tahun ke depan.
Simak Juga : Asam Lambung: Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari