Immovesting – Gabriel Rey, CEO dari Crypto Exchange TRIV. Ia mengemukakan pendapatnya mengenai pentingnya bagi Danantara untuk mempertimbangkan kepemilikan Bitcoin sebagai cadangan strategis. Menurutnya, langkah ini sangat penting untuk memperkuat ketahanan nilai tukar Rupiah, terutama di tengah dinamika global yang tidak menentu. Dalam acara Cryptalk with TRIV Cryptocurrency: 2025 Beyond Borders – Next-Gen Solutions for Global Transactions. Gabriel menyatakan bahwa saat ini, ketergantungan terhadap Surat Berharga Negara (SBN) saja tidak lagi cukup untuk menjaga stabilitas mata uang.
Beliau menambahkan bahwa memiliki Bitcoin dalam cadangan negara bisa menjadi instrumen intervensi yang efektif untuk menjaga nilai tukar Rupiah. Menurutnya, strategi ini bisa digunakan sebagai alternatif saat dibutuhkan intervensi di pasar valuta asing. Ia mencontohkan tindakan yang diambil oleh pemerintah China yang memiliki sekitar 195 ribu Bitcoin. Pemerintah China, menurutnya, pernah memanfaatkan Bitcoin untuk melemahkan nilai Yuan, sebagai langkah untuk menghindari pajak. “Strategi seperti ini bisa dipertimbangkan,” ujar Gabriel.
Selain itu, semakin banyak negara dan institusi yang mulai melirik Bitcoin sebagai salah satu aset yang bernilai. Hal ini semakin diperkuat dengan berkembangnya adopsi Bitcoin secara masal di berbagai kalangan. Bitcoin tidak hanya diminati oleh investor ritel, tetapi juga investor institusi dan negara-negara besar. Dalam konteks ini, Gabriel mengusulkan agar Indonesia dapat mempertimbangkan langkah serupa untuk memperkuat cadangan negara dan menjaga stabilitas ekonomi, mengingat potensi besar yang dimiliki oleh Bitcoin.
Selain Gabriel, Anthony Leong, Wasekjen HIPMI, juga memiliki pandangan terkait peran Bitcoin dalam mengatasi masalah utang negara. Anthony mengusulkan agar Indonesia mempertimbangkan Bitcoin sebagai salah satu solusi untuk melunasi utang negara yang mencapai Rp 8.000 triliun. Menurutnya, pemerintah bisa memanfaatkan Dana antara yang telah dibentuk untuk melakukan investasi strategis di Bitcoin. Dalam acara Harnessing Cryptocurrency: Innovative Strategies for Corporate Financial Management yang diselenggarakan pada 26 Februari 2025. Anthony mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk mengurangi beban utang negara adalah dengan melakukan investasi pada Bitcoin.
Baca Juga : Anthony Scaramucci: Tarif Impor AS Bisa Untungkan Bitcoin
Sebagai contoh, Anthony mengusulkan agar Indonesia mengalokasikan sekitar Rp 300 triliun dari hasil efisiensi anggaran untuk diinvestasikan dalam Bitcoin. Ia menambahkan bahwa saat ini harga Bitcoin sekitar Rp 20 miliar per koin, yang artinya dengan investasi sebesar Rp 300 triliun. Indonesia bisa memperoleh sekitar 200 ribu Bitcoin. Menurutnya, jika harga Bitcoin terus naik, Indonesia bisa mendapatkan keuntungan yang signifikan. Serta dapat menyelesaikan sebagian besar utang negara dengan cara ini.
Meskipun demikian, Anthony menegaskan bahwa usulan ini adalah pendapat pribadinya dan bukan kebijakan yang diwakili oleh HIPMI. Ia juga menyarankan agar investasi ini tidak dilakukan dalam jumlah yang terlalu besar pada awalnya, dan bisa dimulai dengan alokasi Rp 50 triliun. Jika langkah ini berhasil, Indonesia bisa sejajar dengan negara-negara besar lainnya yang telah lebih dulu mengadopsi Bitcoin sebagai bagian dari cadangan negara.
Meskipun usulan penggunaan Bitcoin sebagai cadangan negara menarik, tentunya ada berbagai tantangan dan pertimbangan yang harus diperhitungkan. Salah satunya adalah volatilitas harga Bitcoin yang sangat tinggi, yang dapat menyebabkan risiko besar dalam jangka pendek. Selain itu, peraturan terkait kripto di Indonesia dan negara-negara lainnya juga masih berkembang, sehingga diperlukan pemahaman yang mendalam terkait regulasi dan potensi risiko dari investasi semacam ini.
Namun demikian, langkah ini bisa menjadi terobosan baru dalam mengelola cadangan negara dan meminimalkan ketergantungan pada instrumen tradisional seperti SBN. Seiring dengan perkembangan dunia kripto, Indonesia mungkin perlu mempertimbangkan peluang untuk lebih terlibat dalam adopsi Bitcoin, baik sebagai alat untuk memperkuat cadangan negara maupun sebagai bagian dari strategi ekonomi yang lebih luas.
Pandangan yang disampaikan oleh Gabriel Rey dan Anthony Leong menawarkan perspektif baru mengenai potensi Bitcoin sebagai instrumen dalam memperkuat ekonomi Indonesia. Meskipun masih ada tantangan yang harus dihadapi, terutama terkait dengan volatilitas dan regulasi, namun usulan ini menunjukkan bahwa Bitcoin bisa menjadi bagian penting dari strategi keuangan negara di masa depan. Sebagai langkah awal, pengembangan lebih lanjut tentang regulasi dan pengelolaan aset kripto akan sangat diperlukan untuk memastikan keamanan dan keberlanjutan dari investasi ini.
Simak Juga : Kesehatan Gigi: Pengaruh Faktor Genetik Pada Anak