Immovesting – Perusahaan-perusahaan besar di Amerika Serikat (AS) mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump. Kebijakan yang tidak menentu ini telah berdampak negatif pada bisnis mereka, terutama terkait dengan tarif impor yang diberlakukan oleh pemerintah AS. Perusahaan-perusahaan seperti PepsiCo, American Airlines, Chipotle, IBM, Procter & Gamble, dan lainnya memberikan komentar publik mengenai dampak kebijakan tarif Trump pada laba mereka.
Kebijakan tarif ini dirasakan oleh banyak perusahaan sebagai hambatan yang mengganggu kestabilan bisnis mereka. Sebagai contoh, CEO PepsiCo, Ramon Laguarta, menyatakan bahwa perusahaan memperkirakan lebih banyak ketidakpastian dan volatilitas yang akan mempengaruhi biaya rantai pasokan mereka. Dampak tarif ini tidak hanya mempengaruhi perusahaan besar, tetapi juga konsumen. Harga barang-barang impor seperti makanan dan bahan baku lainnya diperkirakan akan meningkat, yang pada gilirannya membuat konsumen lebih berhati-hati dalam pengeluaran mereka.
Chipotle, jaringan restoran cepat saji yang terkenal, mengungkapkan penurunan pertama dalam penjualan kuartalan di toko-toko yang telah beroperasi lebih dari satu tahun. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran ekonomi yang menyebabkan konsumen mengurangi frekuensi kunjungan ke restoran. Tarif impor, seperti yang diterapkan pada daging sapi dari Australia dan alpukat dari Peru, juga menambah biaya bahan baku yang digunakan oleh restoran ini, membuat harga makanan menjadi lebih mahal.
Baca Juga : Pi Network: Menyelami Potensi dan Risiko Mata Uang Kripto Ini
Procter & Gamble, produsen berbagai merek rumah tangga terkenal seperti Pampers dan Tide, juga mengurangi proyeksi penjualannya untuk tahun 2025. CEO perusahaan, Jon Moeller, menyebutkan bahwa tarif impor ini pada dasarnya berfungsi sebagai faktor inflasi yang menyebabkan kenaikan harga. Tarif yang diberlakukan pemerintah AS diprediksi akan menyebabkan harga produk mereka naik pada bulan Juli mendatang. Procter & Gamble juga sedang mencari cara untuk menyesuaikan formula produk mereka guna mengurangi dampak dari tarif ini.
Dampak tarif ini tidak hanya terasa pada sektor barang konsumsi, tetapi juga pada industri penerbangan. American Airlines, Delta, Southwest, dan Alaska Air terpaksa menarik panduan keuangan mereka untuk tahun 2025 karena ketidakpastian ekonomi. Biaya pesawat yang lebih tinggi akan dibebankan kepada konsumen, yang pada gilirannya mengurangi minat perjalanan udara. Perusahaan-perusahaan ini khawatir bahwa masyarakat dengan penghasilan rendah akan terpaksa mengurangi perjalanan mereka, yang akan memperburuk kondisi industri ini.
Sektor pariwisata dan perhotelan juga mengalami penurunan. Hotel-hotel di AS melaporkan penurunan jumlah wisatawan, terutama dari Kanada dan negara-negara lain. Survei dari Federal Reserve menunjukkan bahwa bisnis di sektor rekreasi dan perhotelan melaporkan penurunan jumlah turis internasional, khususnya dari Kanada. Salah satu pemilik hotel di New York City mengungkapkan bahwa jumlah reservasi internasional menurun, dan hal ini semakin diperburuk oleh ketidakpastian yang ditimbulkan oleh kebijakan tarif AS.
Kebijakan tarif ini juga berdampak buruk pada pasar saham, yang mengalami penurunan signifikan. Dow Jones Industrial Average tercatat turun 9,1% pada tiga minggu pertama bulan April, mencatatkan performa terburuk sejak tahun 1932. Hal ini menambah kekhawatiran tentang kemungkinan resesi ekonomi di AS pada tahun 2025. Ekonom memperkirakan ada risiko tinggi resesi, dengan kemungkinan mencapai 50%-70% akibat kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh pemerintahan Trump.
Kritik terhadap kebijakan perdagangan Trump juga datang dari para pemimpin bisnis besar. Ken Griffin, CEO Citadel dan seorang miliarder yang sebelumnya mendukung Trump, mengatakan bahwa perang dagang ini telah merusak posisi Amerika Serikat di dunia. Ia mengingatkan bahwa AS lebih dari sekadar sebuah negara, tetapi juga merupakan merek global yang kini terancam terkikis akibat kebijakan tarif yang diberlakukan.
Secara keseluruhan, kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh Presiden Trump telah menciptakan ketidakpastian yang besar di dunia bisnis AS. Perusahaan-perusahaan besar terpaksa menurunkan proyeksi laba mereka, dan dampak dari tarif ini mulai dirasakan oleh konsumen. Beberapa sektor, seperti makanan, penerbangan, dan perhotelan, terpengaruh secara langsung. Dengan kekhawatiran akan resesi yang semakin besar, masa depan ekonomi AS tampak penuh ketidakpastian.
Simak Juga : Vitamin C Berlebih Picu Batu Ginjal, Waspadai Risikonya