Immovesting – Miliarder Michael Saylor, seorang pendukung vokal Bitcoin dan pendiri Strategy. Ia kembali mengungkapkan pandangannya tentang Bitcoin melalui akun media sosialnya di platform X. Dalam unggahan terbarunya, Saylor menyebut Bitcoin sebagai “emas digital.” Ia membandingkan mata uang kripto tersebut dengan emas, menggambarkan Bitcoin sebagai aset yang memiliki peran serupa dengan emas, namun dalam bentuk digital. Saylor melampirkan gambar dirinya yang dibuat menggunakan perangkat lunak AI. Hal ini terjadi di mana ia terlihat duduk di atas tumpukan emas batangan dengan logo Bitcoin di atasnya. Sementara di latar belakang terdapat gambar pintu masuk yang diduga sebagai “Bitcoin Fort Knox.”
“Bitcoin Fort Knox” merupakan cadangan strategis Bitcoin yang baru dibentuk atas perintah Presiden Donald Trump. Kebijakan pro-kripto dari pemerintahan Trump baru-baru ini berdampak pada pasar, dengan Bitcoin dan saham mengalami penurunan. Kebijakan tersebut berfokus pada tarif perdagangan yang lebih tinggi, yang memicu kekhawatiran di pasar global. Dalam beberapa hari terakhir, lebih dari USD 5 triliun hilang dari pasar saham, menyebabkan ketegangan di berbagai sektor ekonomi. Bitcoin sendiri, yang sebelumnya bertahan di atas level USD 80.000. Bitcoin mengalami penurunan signifikan selama akhir pekan, dengan harga turun ke sekitar USD 74.700 sebelum pulih kembali sekitar 8%. Saat ini, Bitcoin sedang berusaha untuk mencapai kembali level USD 80.000, yang dianggap sebagai level psikologis yang penting.
Namun, pandangan Saylor mengenai Bitcoin sebagai emas digital tidak diterima oleh semua pihak. Miliarder asal Kanada, Frank Giustra, yang juga seorang pendukung emas, berpendapat bahwa Bitcoin dan emas memiliki fungsi yang sangat berbeda. Giustra menegaskan bahwa kedua aset tersebut tidak seharusnya dibandingkan, karena Bitcoin tidak pernah diperdagangkan dengan cara yang sama seperti emas. Dalam kondisi pasar yang tidak stabil atau saat terjadi ketegangan geopolitik, investor cenderung beralih ke emas sebagai aset safe haven yang lebih aman. Sebaliknya, Bitcoin lebih sering dipandang sebagai aset yang berisiko tinggi. Giustra menggambarkan Bitcoin sebagai aset yang volatil, sering mengalami fluktuasi tajam, yang membuatnya tidak cocok untuk dijadikan pelindung nilai seperti emas.
Baca Juga : CFX Raih Transaksi Derivatif Kripto Rp 11,24 Triliun
Giustra, yang juga CEO Fiore Group, sebuah perusahaan investasi yang berfokus pada sumber daya alam, hiburan, dan gaya hidup, telah lama menjadi kritikus Bitcoin. Pada tahun 2021, ia terlibat dalam debat dengan Michael Saylor, di mana ia menyatakan bahwa harga Bitcoin dapat dimanipulasi dan menyoroti potensi risiko dari investasi dalam Bitcoin. Giustra juga menilai bahwa Wall Street seharusnya tidak terlalu merangkul Bitcoin karena sifatnya yang tidak stabil dan lebih cenderung dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan jangka pendek.
Lebih lanjut, Giustra menuduh para penganut Bitcoin yang optimis sering kali mengubah narasi mereka setiap kali pandangan mereka gagal. Menurutnya, perubahan narasi ini menggambarkan ketidakpastian dan ketidakstabilan Bitcoin, yang jauh berbeda dengan emas yang telah terbukti menjadi aset yang aman dan stabil selama berabad-abad.
Meskipun demikian, beberapa analis berpendapat bahwa Bitcoin memiliki sifat yang ambidextrous. Yang artinya Bitcoin bisa berfungsi sebagai aset yang dapat berperan ganda. Bitcoin bisa berfungsi sebagai aset safe haven yang menguntungkan bagi investor. Namun juga bisa dianggap sebagai aset berisiko tinggi yang sangat dipengaruhi oleh fluktuasi pasar global.
Dalam konteks ini, meskipun Bitcoin masih menjadi topik perdebatan yang hangat, banyak yang percaya bahwa masa depan Bitcoin tetap menjanjikan. Hal ini menunjukkan bahwa perbandingan antara Bitcoin dan emas masih terus diperdebatkan. Terlepas dari pandangan yang berbeda-beda, Bitcoin terus menarik perhatian sebagai aset yang membawa tantangan dan peluang besar bagi para investor global.
Simak Juga : Kasus Kekerasan Seksual Dokter PPDS Unpad