Immovesting – Seorang trader NFT baru-baru ini mengalami kerugian besar setelah menjual salah satu NFT CryptoPunk. NFT yang dimaksud adalah CryptoPunk #3100, yang terkenal karena merupakan bagian dari koleksi langka bernama ‘Alien Punks’. Tahun lalu, trader tersebut membeli NFT ini dengan harga 4.500 ETH. Yang pada saat itu setara dengan sekitar USD 15,79 juta atau sekitar Rp 250 miliar. Namun, dalam penjualan terbaru, ia hanya mampu menjualnya seharga 4.000 ETH. Yang saat ini bernilai sekitar USD 6,06 juta atau sekitar Rp 96 miliar. Hal ini mengakibatkan kerugian hampir USD 10 juta atau sekitar Rp 160 miliar hanya dari satu transaksi.
Meskipun perbedaan antara harga beli dan jual tampak kecil, kerugian besar ini disebabkan oleh penurunan signifikan harga Ethereum (ETH) dalam beberapa bulan terakhir. Ketika NFT tersebut dibeli, harga ETH masih berada di kisaran USD 3.500 per koin. Saat ini, harga ETH telah turun lebih dari 55%, dengan nilai sekitar USD 1.568 per koin. Ini membuat selisih nilai yang tampaknya kecil tersebut menjadi sebuah kerugian besar bagi sang trader.
CryptoPunk #3100 adalah salah satu NFT paling terkenal dan langka dalam koleksi CryptoPunks. Proyek CryptoPunks sendiri merupakan salah satu yang pertama kali diluncurkan di dunia NFT pada tahun 2017 oleh studio Larva Labs. Koleksi ini terdiri dari 10.000 gambar piksel bergaya 8-bit yang unik dan dibuat secara algoritmik. Setiap gambar menggambarkan karakter berbeda, termasuk manusia, zombie, kera, dan alien. Dari seluruh koleksi ini, hanya ada 9 karakter yang tergolong dalam kategori Alien, yang menjadikannya sangat eksklusif dan sangat dihargai oleh para kolektor.
Baca Juga : Timothy Ronald, Sosok Muda yang Memimpin Dunia Kripto
Pada awal peluncurannya, semua CryptoPunks sebenarnya dibagikan secara gratis. Seseorang hanya perlu membayar biaya transaksi menggunakan Ethereum untuk mengklaimnya. Namun, seiring berkembangnya pasar NFT pada 2020-2021, harga CryptoPunks melonjak drastis. Beberapa CryptoPunks bahkan berhasil terjual dengan harga di atas USD 20 juta. CryptoPunk #3100 sendiri pernah tercatat sebagai salah satu penjualan tertinggi dalam sejarah koleksi tersebut, dibeli dengan harga 4.500 ETH.
Namun, seperti halnya aset digital lainnya, harga NFT sangat dipengaruhi oleh fluktuasi pasar. Ketika pasar NFT dan kripto mengalami penurunan, banyak investor yang mengalami kerugian besar, terutama mereka yang membeli pada harga puncak. Pada kasus CryptoPunk #3100, meskipun statusnya sebagai koleksi langka, harga penjualannya menurun drastis akibat jatuhnya harga Ethereum, yang mempengaruhi nilai NFT tersebut.
Kerugian yang dialami oleh trader ini juga mencerminkan kondisi pasar NFT dan kripto yang sedang lesu. Banyak investor yang terjebak dalam pembelian aset digital saat harga sedang melonjak, dan saat pasar turun, mereka harus menanggung kerugian besar. Hal ini juga terjadi pada beberapa platform NFT yang terpaksa menghentikan operasionalnya. Salah satunya adalah VK, jejaring sosial asal Rusia, yang baru-baru ini mengumumkan penutupan marketplace NFT mereka setelah mengalami kerugian finansial besar.
VK NFT Hub, yang diluncurkan pada Desember 2022, akan ditutup pada 15 April 2025. Keputusan ini diambil karena perusahaan mengalami kerugian yang semakin dalam sepanjang tahun 2024, dengan kerugian bersih mencapai hampir USD 1,1 miliar. VK berencana menggalang dana dengan menerbitkan saham baru untuk mengurangi utang, namun penutupan marketplace NFT ini menunjukkan betapa berisikonya dunia NFT di tengah fluktuasi pasar.
Kisah trader CryptoPunk #3100 dan penutupan marketplace NFT lainnya menjadi gambaran nyata betapa tidak stabilnya pasar NFT dan kripto saat ini. Meski memiliki potensi keuntungan besar, investasi di NFT dan aset digital lainnya membawa risiko yang tak bisa dianggap remeh. Sebagai langkah bijak, setiap keputusan investasi harus dilakukan dengan hati-hati dan analisis mendalam agar dapat menghindari kerugian besar seperti yang dialami oleh trader ini.
Simak Juga : Minyak Goreng dan Mentega Mempengaruhi Kesehatan Tubuh